Minggu, 11 Mei 2014

KESENIAN TARI BARONG



BAB I
PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang
                        Tari merupakan ungkapan manusia yang dinyatakan dengan gerakan-gerakan tubuh manusia. Hakikatnya bahwa tari merupakan gerak. Dalam Kamus umum Bahasa Indonesia dinyatakan bahwa : ”Tari adalah gerakan badan (tangan dan sebagainya) yang berirama dan biasanya diiringi dengan  bunyi-bunyian (seperti musik atau gamelan)”. Salah satu pakar ahli tari, Poerwadarminta (1976:1020), menyatakan Seni Tari adalah gerak-gerak dari bagian tubuh manusia yang disususun secara indah dan diselaraskan dengan musik yang mempunyai maksud dan tujuan tertentu disebut dengan seni tari. Salah satu contohnya adalah tari Barongdan Keris. Tarian Barong dan Keris adalah suatu tarian yang menggambarkan pertarungan antara kebaikan melawan kejahatan. “BARONG” adalah makhluk mithologi yang mewakili kebaikan dan makhluk yang menggambarkan kejahatan adalah “RANGDA”. Dalam tari Barong sangat identik dengan cerita-cerita kehidupan atau sejarah zaman dahulu. Di latar belakangi hal tersebut penulis tertarik untuk mengkaji permasalahan ini.

                        Selain itu, latar belakang disusunnya Karya Tulis ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mandiri, Bahasa Indonesia dan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) kelas IX. Makalah ini membahas tentang Kesenian Tari Barong. Disini penulis berusaha menerangkan materi yang dibutuhkan sebagai referensi agar dapat menyempurnakan topik yang akan diperbincangkan.

1.2        Rumusan Masalah

            Dari Karya Tulis ini, penulis membuat rumusan maslah berupa :
1.         Bagaimanakah sejarah tari Barong?
2.         Bagaimanakah alur cerita tari Barong?

1.3       Tujuan
           
Tujuan dari pembuatan Karya Tulis ini adalah :
1.         Untuk memenuhi tugas mandiri Bahasa Indonesia dan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH)
2.         Untuk memberikan informasi tentang Kesenian Tari Barong
3.         Untuk menumbuhkan rasa kecintaan terhadap Budaya di Indonesia

1.4       Metode

                        Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah metode liberatur atau melalui situs internet. Dengan website :

http://www.raribarong.com/cerita-tari-barong.htm
http:/tarian-bali.com

1.5       Kegunaan/Manfaat

Kegunaan/Manfaat Karya Tulis ini berupa :
1.   Dari segi isi
a.  Untuk memperdalam penguasaan materi mengenai Tari Barong
b.  Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai Tari Barong
2.   Dari segi wujud
a.  Dapat dijadikan kajian awal atau bahan acuan karya tulis berikutnya
b.  Sebagai dokumentasi di Perpustakaan SMPN 1 Sumedang

1.6       Sistematika

                        Karya Tulis Ilmiah ini disusun berdasarkan beberapa Bab, yakni Bab I yang terdiri dari Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Metode, Kegunaan atau Manfaat, dan juga Sistematika.
                        Bab II yang terdiri dari Permasalahan dan Pembahasan
                        Dan juga Bab III yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran

BAB II
PEMBAHASAN
2.1              Sejarah Tari Barong
                        Tari Barong adalah pertunjukan seni paling populer dan diminati oleh wisatawan di Bali seperti Tari Kecak Uluwatu. Belum lengkaplah liburan ke Bali, sebelum menonton pertunjukan seni berkualitas ini.Tari barong adalah salah satu dari tari Bali yang merupakan peningalan kebudayaan pra Hindu selain tari Sangyang adalah tari Barong. Kata barong berasal dari kata bahruang yang berarti binatang beruang, merupakan seekor binatang mythology yang mempunyai kekuatan gaib, dianggap sebagai binatang pelindung. Tarian ini menggambarkan pertarungan antara kebajikan (dharma) dan kebatilan (adharma). Wujud kebajikan dilakonkan oleh Barong, yaitu penari dengan kostum binatang berkaki empat, sementara wujud kebatilan dimainkan oleh Rangda, yaitu sosok yang menyeramkan dengan dua taring runcing di mulutnya.
                        Didalam perkembangannya, kemudian barong di Bali tidak hanya diwujudkan dalam binatang berkaki empat akan tetapi ada pula yang berkaki dua, adapun jenis-jenis barong yang ada di Bali yaitu :

a. Barong Ket ( Ketet ) adalah yang paling banyak didapatkan di bali dan yang paling sering dipentaskan serta memiliki jenis perbendaharaan gerak tari yang Barong ketet merupakan perpaduan antara singa, macan, sapi atau bona. Badan barong ini dihiasi dengan ukir ukiran dibuat dari kulit, ditempeli kaca dan bulunya dibuat dari braksok, ijuk atau pula dari bulu burung gagak. Didalam menarikannya barong ini diusung oleh 2 ( dua ) orang penari yang dinamakan juru saluk ataupun juru bapang. Lakon ini pada umumnya menggambarkan pertarungan antara kebajikan dan keburukan, dimana thema ini hampir selalu menjadi dasar dalam lakon lakon seni pertunjukan Bali.Gambelan untuk mengiringi tari barong ini adalah gambelan bebarongan yang berlaras pelog. Di beberapa tempat ada juga yang diiringi dengan gambelan semar pegulingan.
b. Barong Bangkal berarti babi besar yang berumur tua, barong ini menyerupai seekor bangkal biasa disebut barong celeng atau barong bangkung. Gambelan untuk mengiringinya adalah gamelan batel, dalam pementasannya sangat jarang disertai dengan suatu lakon dan pementasan barong bangkal ini biasanya dengan cara ngelawang (pementasan dari satu tempat ketempat lain ) dan ada juga sekedar mafajar atau diusung kesekeliling.
c. Barong Asu adalah barong yang menyerupai anjing terutama topengnya, sangat dikeramatkan dan terdapat di pura puncak dawa Baturiti Tabanan.
d. Barong Gajah adalah barong yang menyerupai gajah, sangat dikeramatkan dan salah satu diantaranya terdapat di Desa Singapadu.
e. Barong Macan adalah barong yang menyerupai seekor macan, dalam pementasannya ditarikan oleh dua orang penari dan ada juga yang dilengkapi dengan suatu dramatari semacam Arja, gamelan yang dipakai mengiringinya adalah gambelan batel.
f.  Barong Landung, barong ini berbeda dengan barong barong yang telah disebutkan diaatas. Barong landung wujudnya bukan binatang melainkan manusia purba yang kaki dua. Pada umumnya barong landung ini dibuat berpasangan, terdiri dari ratu Lanang (Barong landung laki) dan Ratu Luh ( Barong Landung perempuan ). Barong ini disebut sedemikian karena bentuknya besar dan tinggi (seperti ondel-ondel Jakarta). Ratu Lanang wajahnya sangat menakutkan, hitam mukanya dengan giginya mencolot keluar sedangkan Ratu Luh berupa perempuan tua seperti perempuan cina. Dibeberapa tempat di Bali ada juga Barong Landung yang dilengkapi dengan jenis barong Landung lainnya seperti Mantri, Baluh, limbur dan lain-lainnya. Didalam pementasannya barong landung ini mengambil lakon seperti lakon Arja ( terutama di Daerah Badung ) dan diiringi dengan gambelan batel.
g. Barong Blasblasan, barong ini juga disebut barong kedingkling, barong blasblasan adalah suatu bentuk pementasan yang dilakukan secara ngelawang, penarinya hanya mengenakan topeng topeng wayang wong dengan lakon cuplikan cuplikan dari ceritra Ramayana yang pada umumnya merupakan adegan peperangan. Barong ini banyak di pentaskan pada hari hari Raya Galungan maupun Kuningan dan biasanya penarinya adalah anak anak.Gambelan pengiringnya ada yang berupa batel dan ada pula yang semacam bebarongan (Gambelan batel yang dilengkapi dengan reyong).

                           Disamping jenis-jenis barong tersebut diatas, masih ada juga jenis-jenis barong yang lain yaitu barong brutuk yang terdapat di desa Trunyan ( sebuah Desa kecil dipinggir sebelah timur dari Danau Batur ). Barong ini memakai bulu-bulu daun pisang yang sudah kering (kraras) dan sangat dikeramatkan oleh masyarakat Trunyan. Barong (sejenis barong landung yang banyak terdapat di daerah Tabanan yang biasanya dipertunjukkan pada upacara ngaben.)
                        Kostum Barong Ket umumnya menggambarkan perpaduan antara singa, harimau, dan lembu. Di badannya dihiasi dengan ornamen dari kulit, potongan-potongan kaca cermin, dan juga dilengkapi bulu-bulu dari serat daun pandan. Barong ini dimainkan oleh dua penari (juru saluk/juru bapang): satu penari mengambil posisi di depan memainkan gerak kepala dan kaki depan Barong, sementara penari kedua berada di belakang memainkan kaki belakang dan ekor Barong. Secara sekilas, Barong Ket tidak jauh berbeda dengan Barongsai yang biasa dipertunjukkan oleh masyarakat Cina. Hanya saja, cerita yang dimainkan dalam pertunjukan ini berbeda, yaitu cerita pertarungan antara Barong dan Rangda yang dilengkapi dengan tokoh-tokoh lainnya, seperti Kera (sahabat Barong), Dewi Kunti, Sadewa (anak Dewi Kunti), serta para pengikut Rangda.

2.2       Alur Cerita Tari Barong
1.       Gending Pembukaan
            Barong ditemani seekor kera sedang berada di dalam hutan yang lebat. Kemudian datanglah tiga orang bertopeng yang membuat keributan dan merusak ketenangan hutan. Si Kera pun tidak senang dengan kehadiran mereka dan akhirnya berkelahi  dengan mereka dan berhasil memotong hidung salah satu dari mereka.
2.       Babak Pertama
            Munculah dua orang penari.Mereka ini adalah pengikut setia dari Rangda yang sedang mencari para pengikut Dewi Kunti dimana mereka sedang dalam perjalanan untuk menemui sang Patih.
3.       Babak Kedua
                 Begitu pengikut Dewi Kunti ini tiba di tujuan mereka. Salah satu dari pengikut Rangda berubah wujud menyerupai bentuk Rangda memasukkan roh jahat kepada para pengikut Dewi Kunti mnyebabkan mereka menjadi kerasukan dan lupa ingatan sebelum meraka berhasil bertemu Sang Patih. Tidak sadar akan perubahan yang dialami oleh para pengikut Dewi Kunti. Sang patih bersama - sama dengan mereka menghadap Dewi Kunti.
4.       Babak Ketiga
                 Munculah Dewi Kunti dan anaknya Sahadewa. Dewi Kunti telah berjanji kepada Rangga untuk menyerahkan Sahadewa sebagai korban. Sebenarnya Dewi Kunti tidak rela mengorbankan anaknya Sahadewa kepada Rangda. Tetapi dengan ilmu  sakti yang di miliki Rangda dengan bujukan para pengikut Dewi Kunti yang sudah kerangsukan oleh roh jahat. Rangda bisa mempengaruhi pikiran dan akal sehat Dewi Kunti sehingga Dewi Kunti tiba-tiba marah dan menjadi sangat benci kepada anaknya Sahadewa. Dewi Kunti memberikan perintah kepada Sang Patih untuk membuang Sahadewa kedalam hutan. Sang Patih tidak membantah karena dirinyapun sudah di pengaruhi oleh ilmu jahat Rangda.
5.       Babak Keempat
                 Sahadewa diikat di bawah pohon besar di dalam hutan dan ditinggal sendirian. Tiba-tiba turunlah Batara Siwa dari khayangan. Merasa iba akan kondisi Sahadewa. Batara Siwapun menganugrahkan ilmu kesaktian dan kekebalan pada diri Sahadewa. Rangda yang kemudian datang untuk mencabut nyawa Sahadewa tidak sadar akan anugerah yang telah diberikan Batara Siwa berusaha untuk mengoyak-ngoyak. Mencabik dan membunuh Sahadewa tetapi tidak berhasil.Putus asa karena tidak berhasil membunuh Sahadewa. Rangda pun menyerah dan memohon ampun kepada Sahadewa dengan demikian Rangda bisa menebus dosa-dosanya. Permintaan ini dipenuhi Sahadewa dan Sang Rangda pun mendapat pengampunan.
6.       Babak Kelima
                 Kalika adalah murid Rangda yang paling sakti ilmunya.Ketika bermaksut menghadap Sahadewa untuk memohon pengampunan sebagaimana Rangda dulu memohon maaf kepada Sahadewa. Tetapi Sahadewa menolak permintaan ini sehingga murkalah Kalika dan mengajak Sahadewa untuk berduel. Dalam pertempuran ini Kalika beberapa kali mengubah wujud dirinya,pertama menjadi babi hutan tetapi berhasil dikalahkan oleh Sahadewa. Kalika berubah lagi menjadi Burung Gagak yang besar tetapi dapat pula dikalahka oleh Sahadewa. Terakhir Kalika berubah mengambil perwujudan Rangda. Karena saktinya Rangda ini Sahadewa menjadi kuwalahan melawannya. Berusaha untuk memenangi pertempuran. Sahadewa berubah wujud menjadi Barong. Mereka terus bertempur sampai ada yang kalah,tetapi sama saktinya tidak ada yang menang ataupun kalah sehingga pertarungan inipun menjadi abadi dan dimana kejahatan disitu pila ada kebaikan yang akan terus bertempur melawan kejahatan.
7.       Penutup
                 Munculah para pengikut Barong dengan membawa keris bermaksut untuk menolong Barong tetapi dengan ilmusaktinya. Kalika yang berwujud Rangda berhasil membuat roh jahat  mengusai pengikut Barong sehingga mereka berbalik berusaha menikam diri mereka sendiri dengan keris. Barong dengan ilmu kebaikannya menolong mereka dari kerasukan roh jahat dan berhasil mengusir roh jahat dari tubuh mereka.

BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan
                        Tari merupakan perasaan manusia yang dinyatakan melalui gerak tubuh yang indah. Tari juga tempat dimana para koreo mengungkapkan ekspresi jiwa dan mendeskripsikan nilai-nilai kehidupan dan keluhuran lewat ferak dan sikap.Seni tari juga di perindah dengan irama lagu peniring sesuai dengan lambang watak dan tema.          Salah satu contohnya adalah Tari Barong. Tari Barong merupakan seni tari yang terdapat di Pulau Bali. Tari Barong  menceritakan suatu kehidupan masyarakat, yaitu kehidupan yang menggambarkan pertarungan antara kebaikan dan kejahatan.

3.2       Saran
                        Setelah pembuatan karya tulis yang berjudul “Kesenian Tari Barong” maka penulis akan memberikan saran sebagai berikut :
·         Sebagai generasi muda marilah kita ikut melestarikan tari-tari yang ada di Nusantara.
·         Pemerintah bisa ikut serta mendukung acara-acara yang diselenggarakan di daerah yang menampilkan kesenian tradisional.
·         Di sekolah – sekolah sebaiknya diajarkan tari-tari daerah, supaya kita semua bisa tahu keberagaman  kesenian tari di Indonesia.
 
DAFTAR PUSTAKA

http://www.raribarong.com/cerita-tari-barong.htm
http:/tarian-bali.com
Sutopo, Maryati. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia 3. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Saepuloh, Anang. 2011. Pendidikan Lingkungan Hidup. Bandung: CV Wahana Iptek Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar