BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Setiap manusia pasti menginginkan kesejahteraan dan kebahagiaan
dalamhidupnya. Namun untuk mencapai hal itu, diperlukan upaya-upaya yang
tidaklahmudah. Dalam kajian ekonomi, para pakar berupaya semaksimal mungkin
dalam mengeluarkan pendapat mereka untuk mengeksplorasi sistem ekonomi mana
yangdapat dijadikan referensi manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
sertatercapainya kesejahteraan dan kebahagiaan yang diinginkan. Setiap sistem
yang dibangun manusia pastinya bertujuan membuat penganutsistem yang
bersangkutan menjadi lebih baik meskipun tujuan dari setiap sistemitu
berbeda-beda. Tidak terkecuali sistem ekonomi, sistem ini dibuat
untuk memecahkan masalah ekonomi. Sistem ekonomi yang diakui dunia ada
tiga, sistem ekonomi kapitalisme, sosialisme, dan Islam. Sistem-sistem ekonomi
tersebut masing-masing mempunyai kelebihan dankelemahan tersendiri dan dari
segi tertentu. Kelebihan dan kelemahan di sinilah yang menarik perhatian tim
penulis untuk dijadikan permasalahan dalam makalah ini. Dalam makalah ini,
penulis lebih fokus menjelaskan kelebihan dan kelemahan dari sistem ekonomi Kapitalis
dan sitem ekonomi Sosialis, ada sedikti definisi dan perbandingannya yang
terdapat dalam pembahasan mengenai kelebihan dan kelemahan dari kedua sistem
ekonomi ini.
1.2
Rumusan
Masalah
1. Apa
kelebihan dan kelemahan Sistem Kapitalis ?
2. Apa
kelebihan dan kelemahan Sistem Sosialis ?
1.3
Tujuan
1. Mengetahui
kelebihan dan kelemahan Sistem Kapitalis.
2. Mengetahui
kelebihan dan kelemahan Sistem Sosialisme.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Kelebihan dan Kelemahan Sistem Ekonomi
Kapitalisme
Sistem ekonomi kapitalisme atau disebut juga ekonomi liberal pada dasarnya merupakan
merupakan sistem ekonomi memprioritaskan kepentingan individu. Sistem ekonomi
yang dipelopori Adam Smith ini mengandalkan mekanisme pasar sebagai instrumen
yang paling tepat. Kepemilikan dalam sistem ini tentunya adalah kepemilikan
swasta. Adapun kelebihan dan kelemahan yang ada dalam sistem ekonomi
kapitalisme yang akan dipaparkan sebagai berikut:
1. Kelebihan Sistem Ekonomi Kapitalisme
Sistem
ekonomi kapitalisme menjajikan kebebasan ekonomi individual bagi kaum
kapitalis. Tingkat kebebasan pada sistem ekonomi ini jauh lebih leluasa dibandingkan
dengan sistem ekonomi sosialisme. Pemahaman ini di inspirasi dari pemikiran
Adam Smith yang mengutamakan kepentingan akan diri sendiri dapat membuat pasar
terselenggara dengan baik dan pertumbuhan ekonomi yang diinginkan. Adapun
kebebasan ekonomi yang dijanjikan kaum kapitalis adalah sebagai berikut:
a.
Kebebasan Dalam Kepemilikan dan Pendapatan
Dalam sistem ekonomi kapitalisme, masyarakat dijamin
dapat mendapatkan dan memiliki barang yang diinginkan sesuai tingkat kepuasannya,
dengan kata lain sebanyak yang mereka inginkan. Tidak ada batasan kepemilikan dan
pendapatan, karena sistem ekonomi ini tidak menginginkan interferensi
pemerintah dalam mengatur apa yang menjadi milik individu dan berapa besar
batasannya.
b.
Kebebasan Dalam Penentuan Harga dalam Mekanisme Pasar
Sistem ekonomi kapitalisme juga membolehkan penentuan
harga pasar oleh individu itu sendiri, bahkan melebihi harga pasaran. Hal ini
dikarenakan salah satu motif dari sistem ini adalah keuntungan yang
sebesar-besarnya, tidak peduli apakah harga yang ditentukan tersebut dapat
memeras kepentinganorang lain. Selain itu, kebebasan ini juga disebabkan sistem
ini menyerahkan mekanisme pasar dalam mengontrol pertumbuhan ekonomi sehingga
tidak menginginkan interferensi pemerintah dalam menentukan harga pasar
suatu barang.
2. Kelemahan Sistem Ekonomi Kapitalisme
a. Terjadi Kesenjangan Distribusi dan
Alokasi Sumber Daya
Sistem
ekonomi kapitalis memang memberikan kebebasan bagi setiap individu mengelola
dan menyalurkan sumber daya dalam memenuhi kebutuhan mereka masing masing.
Akibat distribusi dan alokasi sumber daya tersebut secara liberal, maka
orang-orang di sekitar individu tersebut akan merasa kekurangan dan kehilangan
haknya dalam menikmati sumber daya tersebut.
b. Norma dan Etika Persaingan
Terabaikan
Mengingat
motif dan tujuan sistem ekonomi kapitalis adalah mendapatkan keuntungan yang
sebesar-besarnya, pelaku ekonomi ini bisa saja mengabaikan norma dan etika yang
berlaku. Hal ini sering terjadi pada pasar dalam bentuk persaingan bebas,
mereka menghalalkan segala cara demi keuntungan maksimal yang diperoleh,
termasuk menjatuhkan pesaingnya atau dengan menimbun barang agar dapat
menetapkan harga setinggi mungkin. P3EI menegaskan dalam bukunya “Ekonomi
Islam” mengenai pasar persaingan bebas bahwa: “Islam menolak konsep pasar dalam
bentuk persaingan bebas tanpa batas sehingga mengabaikan norma dan etika. Pasar
seperti ini tidak mampu merealisasikan tujuan mencapai falah, bahkan
mungkin akan mendistorsinya.” Masalah ini sebenarnya dapat diatasi dengan
pengendalian tertentu berupa sosialisasi dan implementasi etika bisnis serta
kontrol harga seperti pada sistem ekonomi sosialisme dan Islam atau juga
kesadaran pada diri sendiri. Mengingat bahwa kurangya kesadaran akan pentingnya
akhlak dan moral yang baik bagi pelaku ekonominya. Oleh karena itulah pada
persaingan tidak sehat ini, seringkali hal-hal yang negatif seperti pertikaian
dan persengketaan terjadi dalam dunia usaha dan perlu upaya antisipasi.
c.
Minimnya Nilai Sosial
Sistem Kapitalisme juga berdampak negatif pada
kehidupan sosial dikarenakan kepentingan individu yang berlebihan. Para pelaku
kapitalis mengabaikan dampak apa yang akan terjadi pada orang lain atau
lingkungan sekitarnya. Bahkan mereka ingin menjadikan orang lain atau
lingkungan sekitarnya sebagai tumbal dalam mendapatkan keuntungan pribadi.
d.
Terhalangnya Peran Pemerintah
Bagi pemerintah sistem ekonomi kapitalisme merupakan
hambatan dalam memutuskan kebijakan fiskal. Hal ini dikarenakan sistem ekonomi
ini menyerahkan seluruhnya pada mekanisme pasar. Dengan kata lain, peran pemerintah
di sini tidak diperlukan bila dibandingkan dengan sosialisme dan Islam. Berdasarkan
beberapa kelemahan yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa
kelemahan atau dampak negatif dari sistem ekonomi kapitalisme ialah orang lain
merasa dirugikan, terutama yang berada di sekitar pelaku kapitalis. Dengan
mementingkan diri sendiri, kepentingan sosial terabaikan dan menimbulkan
kesenjangan sosial. Masalah ini sebenarnya dapat diatasi dengan dilakukannya
pembatasan-pembatasan tertentu pada kegiatan ekonomi, seperti yang diterapkan
pada sistem ekonomi sosialisme dan Islam.
2.2 Kelebihan dan Kelemahan Sistem Ekonomi
Sosialisme
Sistem ekonomi sosialisme pada dasarnya merupakan sistem yang lebih kepada kepentingan
orang lain atau bersama. Menurut Winarno dan Ismaya (2003), sosialisme adalah
“Paham kenegaraan dan ekonomi untuk mengupayakan harta benda, industri, dan
perusahaan menjadi milik negara.” (h. 391). Sistem ekonomi yang juga disebut
dengan sistem ekonomi komando atau terpusat ini mengandalkan pemerintah sebagai
instrumen utama dalam pembangunan ekonomi. Terutama dalam membuat
kebijakan-kebijakan ekonomi seperti di antaranya mengatur harga pasar dan
pajak. Sistem ekonomi yang dipelopori Karl Marx ini mempunyai keleibihan dan kelemahan
yang akan dipaparkan sebagai berikut:
1. Kelebihan Sistem Ekonomi Sosialisme
a. Distribusi Secara Adil dan Merata
Sistem
ekonomi sosialisme menjanjikan kesejahteraan bagi semua orang, hak seseorang
untuk menikmati kekayaan dari orang lain akan terpenuhi. Pemerintah dapat
membagi-bagi penghasilan atau kepemilikan dari seseorang ke orang lain seperti
melalui pajak demi kepentingan bersama. Kesenjangan yang disebabkan oleh sistem
kapitalisme dapat diatasi dengan menerapkan sistem ekonomi ini.
b. Terkendalinya Harga Pasar
Sistem
ekonomi sosialisme ini juga menjanjikan bagi konsumen karena pemerintah
membatasi harga pasar. Tidak seperti kapitalisme, biasanya batasan harga pasar
yang ditentukan adalah harga yang terjangkau dan produsen tidak berhak
menentukan harga yang lebih mahal dari itu.
2. Kelemahan Sistem Ekonomi Sosialisme
a. Terbatasnya Kebebasan Individu
Kebebasan
individu dibatasi oleh pemerintah, baik dalam kepemilikanmaupun pendapatan.
Karena setiap apa yang mereka miliki dan peroleh harus dibagikan secara merata
kepada pihak lain yang membutuhkan. Tidak mengherankan bahwa sistem ini
merupakan mimpi buruk bagi penganut kapitalis. Pembatasan pada sistem
sosialisme berbeda dengan yang ada padasistem ekonomi Islam. Syed Nawab Haider
Naqwi menjelaskan strategi pembatasan pada sistem ekonomi Islam mengenai
kebebasan individu yaitu: “Bentuk terbaik “kebebasan‟ individu adalah bentuk
yang tidak bertentagan dengan tuntutan kesejahteraan orang miskin dalam masyarakat
yang didasarkan pada aksima tanggung-jawab. Karena alasan ini, ketika Islam
meminta warganya untuk berkorban, mereka akan memberikannya atas dasar perintah
moral dan melakukannya secara suka rela”
Berdasarkan kutipan di atas,
Islam membolehkan kebebasan individu dalam kepemilikan dan berusaha selama
kebebasan tersebut tidak merugikan orang lain atau tidak bertentangan dengan
tuntutan hak orang miskin dalam menikmati kekayaan.
b. Tindakan Pemerintah yang Egois
Pemerintah
terkadang mengeluarkan kebijakan-kebijakan fiskal atas inisiatif pemerintah
sendiri. Hal ini dikarenakan pemerintah merupakan instrumen utama dalam roda
perekonomian negara sekaligus mengatur kebijakan melalui perencanaan terpusat,
sehingga tidak menutup kemungkinan peranan pemerintah dalam sistem sosialisme
tidak pada jalan yang seharusnya. Alasan lain dari kemungkinan penyimpangan ini
adalah pandangan sistem ekonomi sosialismenya cenderung sekularisme, artinya
agama tidak boleh melakukan interferensi dalam hal ini. Dengan kata lain
pemerintah terkadang cenderung kapitalistik dalam sistem. Umer Chapra dalam
buku terjemahannya berjudul Islam dan Tantangan Ekonomi telah
menegaskan mengenai peranan pemerintah atau perencanaanterpusat bahwa: Perencanaan
pusat dan kolektivisasi tidak berhasil mendorong pemerataan, bahkan menyebabkan
konsenstrasi kekuatan pada segelintir anggota politbiro. Ini bahkan lebih buruk
daripada kapitalis memonopolistik, karena meskipun mengakibatkan konsentrasi
kekuasaan dan kekayaan, tidak akan memungkinkannya mengumpulkan kekuatan yang
begitu intens, karena adanya proses pembuatan keputusan yang disentralisasi
secara umum. Lebih-lebih lagi, sistem sosialis yang berpandangan amoral dan
sekuler itu telah menjauhkan dirinya dari sistem nilai yang secara sosial
disepakati.
Berdasarkan
pendapat di atas, maka dapat dipastikan sistem ekonomi sosialis belum mampu
mensejahterakan rakyat meskipun ada peranan pemerintah. Pemerataan dalam masih
belum mencapai hasil yang diharapkan sementara kebebasan individu terisolasi
oleh kebijakan pemerintah, khususnya pemerintah yang mementingkan diri sendiri
atau lembaganya (desentralisasiumum).
c. Hilangnya Etos Kerja
Penerapan
sistem ekonomi sosialisme yang radikal akan berdampak pada etos kerja
individu. Hal ini biasanya terjadi dalam dunia bisnis. Batasan-batasan yang
ditetapkan pemerintah seperti harga barang, jumlah kekayaan serta keuntungan
yang diperoleh ditambah lagi pemerintah tidak mau peduliakan kualitas barang
serta jerih payah pengusaha dalam mendapatkan modal usahanya.Akibat dari campur
tangan pemerintah tersebut, kebebasan individu terkekang, otomatis etos kerja
akan berkurang terus-menerus, serta tingkat kepuasan juga akan berkurang. Pada
dasarnya etos kerja bermotifkan keuntungan maksimal yang ingin diperoleh
seseorang dalam menjalankan usahanya. Jadi wajarlah bahwa sistem ekonomi ini
berpengaruh negatif terhadap etos kerja seseorang.
BAB
III
KESIMPULAN
Jadi,
Sistem
ekonomi kapitalisme atau disebut juga ekonomi liberal pada dasarnya merupakan
merupakan sistem ekonomi memprioritaskan kepentingan individu. Kelebihan yang
ada dalam sistem ekonomi kapitalisme adalah sistem ekonomi kapitalisme
menjajikan kebebasan ekonomi individual bagi kaum kapitalis. Kebebasan ekonomi
yang dijanjikan kaum kapitalis adalah Kebebasan Dalam Kepemilikan dan
Pendapatan dan Kebebasan Dalam Penentuan Harga dalam Mekanisme Pasar. Sedangkan
kelemahan Sistem Kapitalis adalah terjadi kesenjangan distribusi dan alokasi
sumber daya, norma dan etika persaingan terabaikan, minimnya nilai sosial, dan
terhalangnya peran pemerintah bagi pemerintah
Sedangkan Sistem
ekonomi sosialisme pada dasarnya merupakan sistem yang lebih kepada kepentingan
orang lain atau bersama. Kelebihan sitem ini adalah distribusi secara adil dan
merata, dan terkendalinya harga pasar. Dan kelemahan dari sistem ini adalah terbatasnya
kebebasan individu, tindakan pemerintah yang egois, dan hilangnya etos kerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar