Senin, 23 September 2013

KANKER SERVIKS



            Kanker serviks merupakan pembunuh banyak wanita. Di dunia, setiap dua menit seorang wanita meninggal akibat kanker serviks. Dan di Indonesia kanker serviks merupakan penyebab utama kematian para wanita. 
Apa itu Kanker ?
            Kanker bermula dari sel. Sel-sel yang normal akan tumbuh dan membelah membentuk sel-sel baru sebagaimana yang diperlukan oleh tubuh. Ketika sel-sel normal telah usang atau rusak, sel-sel tersebut akan mati dan diganti lagi oleh sel-sel yang baru.
            Akan tetapi, terkadang proses pergantian sel-sel ini menyimpang. Sel-sel baru terus terbentuk meskipun tubuh tidak memerlukannya, dan sel-sel yang telah usang atau rusak tidak mati sebagaimana mestinya. Pembentukkan sel-sel secara berlebih ini sering mengakibatkan terjadinya penumpukkan sel baru yang membentuk sejumlah jaringan yang dinamakan kutil atau tumor. Ada dua jenis tumor, yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak hanya tumbuh dan membesar, tidak terlalu berbahaya serta tidak menyebar ke luar jaringan. Sementara, tumor ganas adalah sel-sel yang tumbuh dengan cepat dan tidak tidak terkendali serta merusak jaringan lainnya. Tumor ganas inilah kita kenal sebagai kanker.
            Sel-sel kanker akan berkembang dengan cepat, tidak terkendali, dan akan terus membelah diri, kemudian menyusup ke jaringan sekitarnya dan terus menyebar ke bagian yang lebih jauh melalui jaringan ikat, darah serta menyerang organ-organ penting dan saraf tulang belakang.
            Kanker dapat terjadi di berbagai jaringan pada berbagai organ tubuh, mulai dari kaki hingga kepala. Apabila kanker terjadi di bagian luar atau permukaan tubuh, maka akan mudah dideteksi dan diobati. Namun, bila terjadi di dalam tubuh, kanker itu akan sulit dideteksi dan kadang-kadang tidak memilki gejala. Kalaupun timbul gejala, biasanya sudah pada stadium lanjut , sehingga sulit diobati.

Faktor apa saja yang dapat memicu Kanker ?
            Salah satu penyebab munculnya kanker di dalam tubuh manusia adalah paparan karsinogen secara terus menerus. Karsinogen adalah materi atau agen kimia, fisika, atau biologi yang dapat menyebabkan ketidaknormalan sel dan menimbulkan kanker. Di dalam tubuh, karsinogen akan merusak materi genetik sel, yaitu DNA, yang dapat meningkatkan peluang terjadinya mutasi genetik.
            Beberapa contoh karsinogen yang dapat memicu kanker antara lain :
1.      Makanan
Bahan makanan dengan kandungan lemak dan protein yang tinggi dapat memicu tumbuhnya kanker di dalam tubuh. Ketika dimasak pada suhu tinggi, bahan makanan tersebut dapat membentuk senyawa mutagen, pemicu mutasi seldi dalam tubuh. Bahan-bahan kimia yang ditambahkan ke dalam makanan, seperti pengawet, pemutih, pewarna, pemanis, dan penyedap sintesis berpotensi memicu tumbuhnya berbagai jenis kanker.
2.      Organisme Patogen
Beberapa jenis kanker dapat disebabkan oleh virus, bakteri, ataupun parasit tertentu. Sebagai contohnya Human papillpmavirus (HPV) merupakan penyebab utama kanker serviks.
3.      Radiasi
Adanya paparan radiasi elektromagnetik berenergi tinggi, seperti sinar-X dan ultraviolet secara terus menerus berpotensi tinggi mengakibatkan kanker, terutama kanker kulit.
4.      Bahan-bahan Kimia Lainnya.
Polutan penyebab pencemaran lingkungan (pencemaran udara, air, maupun tanah) berpotensi terhadap pemicu kanker. Berbagai bahan polutan industri seperti logam-logam berat, berpotensi menyebabkan kanker pada berbagai organ tubuh.

Apa itu Kanker Serviks ?
            Serviks adalah bagian sempit yang ada disebelah bawah uterus (rahim). Kanker serviks berawal di dalam sel pada permukaan serviks. Sering kali, kanker serviks dapat menyerang lebih dalam lagi ke bagian dalam serviks dan jaringan disekitarnya. Sel kanker dapat menyebar dengan cara membelah dari tumor asal (primer). Sel kanker menyebar ke dalam darah atau pembuluh limpa yang menyabang keseluruh jaringan tubuh. Sel kanker dapat menyerang jaringan-jaringan yang lain dan tumbuh membentuk tumor baru yang bisa merusak jaringan-jaringan tersebut. Penyebaran kanker ini dinamakan metastasis.
Penyebab Kanker Serviks
            Peristiwa kaker serviks diawali dari sel serviks normal yang terinfeksi oleh HPV (Human Papillomavirus). HPV merupakana virus DNA menginfeksi sel-sel epitelial (kulit dan mukosa). Virus ini berasal dari familia Papovaviridae dan genus Papillomavirus.
            Infeksi HPV umumnya terjadi setelah wanita melakukan hubungan seksual. Selam hidupnya hampir separuh wanita dan laki-laki pernah terkena infeksi HPV (80% wanita terkena infeksi sebelum umur 50 tahun). Sebagian infeksi HPV bersifat hilang muncul, sehingga tidak terdeteksi dalam kurun waktu kurang lebih dua tahun pasca infeksi. Hanya sebagian kecil saja dari infeksi tersebut yang menetap dalam janka lama, sehingga menimbulkan kerusakan lapisan lendir menjadi prakanker.
            Hingga saat ini infeksi Human Papillomavirus (HPV) merupakan penyebab 99,7 % kanker serviks diseluruh dunia. Sebenarnya sebagian besar HPV akan menghilang sendirinya karena tubuh memilki sistem kekebalan alami, tetapi ada sebagian HPV yang tidak menghilang dan justru menetap. HPV yan menetap inilah yang menyebabkan perubahan sel normal serviks menjadi kanker serviks. Perjalanan kanker serviks dari infeksi HPV, tahap prankanker, hingga menjadi kanker serviks memakan waktu sekitar 10-20 tahun.
            Selain disebabkan oleh virus HPV, sel-sel abnormal pada serviks juga bisa tumbuh akibat paparan radiasi atau pencemaran bahan kimia yang terjadi dalam jangka waktu yang lama.

Apa saja Faktor Risiko Kanker serviks ?
1.      Infeksi HPV
Penelitian epidemologi memperlihatkan bahwa infeksi HPV terdeteksi menggunakan penelitian molekuler pada 99,7 % wanita dengan karsinoma sel skuamosa. Namun, disisi lain banyak wanita yang di diagnosis terinfeksi HPV tetapi tidak pernah berkembang menjadi kanker serviks.
2.      Jumlah psanagan seksual
Ada lebih dari 100 jenis HPV dan beberapa diantaranya dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Dengan demikian, kanker serviks juga berkaitan dengan jumlah partner seksual yang dimilki oleh seorang wanita, maka semakin meningkat pula resiko terjadinya kanker serviks pada wanita itu.
3.      Umur
Perempuan yang rawan mengidap kanker serviks adalah mereka yang berusia 35-50 tahun dan masih aktif berhubungan seksual (prevalensi 5-10%).
4.      Aktivitas Seksual pertama kali
Prevalensi atau angka kejadian tertinggi kanker serviks (sekitar 20%) terutama dijumpai pada perempuan yang telah aktif secara seksual sebelum usia 16 tahun. Hubungan seksual pada usia terlalu dini bisa meningkatkan risiko terserang kanker serviks dua kali lebih besar dibandingkan perempuan yang melakukan hubungan seksual setelah usia 20 tahun.
5.      Frekuensi Kehamilan
Sama seperti jumlah partner seksual, jumlah kehamilan yang pernah dialami wanita juga meningkatkan risiko terjadinya kanker serviks. Sehingga, wanita yang mempunyai banyak anak atau sering melahirkan mempunyai resiko terserang kanker serviks lebih besar.
6.      Merokok
Meorok merupakan penyebab penting terjadinya kanker serviks jenis karsinoma sel skuamosa. Faktor risiko meningkat dua kali dibandingkan orang yang tidak merokok dengan risiko tertinggi terdapat pada orang yang merokok dalam jangka waktu lama serta intensitas yang tinggi (jumlah banyak).
7.      Penggunaan Pil kontrasepsi
Penggunaan kontrasepsi pil (kombinasi estrogen dan progesteron) dalam jangka waktu lama, yakni 5 tahun atau lebih dapat meningkatkan risiko kanker serviks dua kali lipat lebih besar.
8.      Kekebalan Tubuh
Sesorang yang terinfeksi HIV dan dinyatakan memiliki hasil uji Pap Smear abnormal, serta penderita gizi buruk juga berisiko terinfeksi HPV. Pada orang yang melakukan diet ketat, rendahnya konsumsi vitamin A, C, dan E setiap hari dapat menyebabkan berkurangnya tingkat kekebalan pada tubuh, sehingga orang tersebut mudah terinfeksi oleh berbagai virus, termasuk HPV. Penurunan kekebalan tubuh dapat mengakselerasi (mempercepat) pertumbuhan sel kanker dari noninvasif menjadi invansif.
9.      Ras
Ras sedikit bayak juga berpengaruh terhadap risiko terjadinya kanker serviks. Pada ras Afrika-Amerika kejadina kanker serviks meningkat sebanyak dua kali dari ras Amerika-Hispanik. Sementara, untuk ras  Asia-Amerika memilki angka kejadian kanker serviks yang sama dengan warga Amerika. Hal ini berkaitan dengan faktor sosio-ekonomi.

Cara penularan kanker serviks
            Penularan Human Papillomavirus (HPV) dapat terjadi meelalui hubungna seksual, terutama yang dilakukan dengan berganti-ganti pasangan. Infeksi HPV juga bisa terjadi saat hubungan seksual pertama, biasanya pada masa remaja dan dewasa. Penularan virus ini bisa terjadi, baik dengan cara transmisi melalui organ genital ke organ genital, oral ke genital, maupun secara manual ke genital.

Gejala-gejala Kanker Serviks
            Gejala fisik serangan penyakit ini pada umumnya hanya dirasakan oleh penderita kanker serviks stadium lanjut. Gejala-gejala tersebut antara lain :
1.      Munculnya rasa sakit dan pendarahan saat berhubungan seksual (contact bleeding).
2.      Pendarahan vagina yang tidak normal, seperti pendarahan di luar siklus menstruasi yang regular, periode menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari biasanya, dan pendarahan setelah menopause.
3.      Keputihan yang berlebihan dan tidak normal.
4.      Penurunan berat badan secara drastis.
5.      Pada stadium lanjut kurang nafsu makan, sakit punggung atau tidak bisa berdiri tegak, sakit di otot bagian paha, salah satu paha bengkak, berat badan naik-turun, tidak dapat buang air kecil, bocornya urin / air seni dari vagina, pendarahan spontan setelah masa menopause, tulang yang rapuh dan nyeri panggul.

Stadium Perkembangan Kanker Serviks
            Berdasarkan tingkat keganasannya, perkembangan kanker serviks terbagi dalam beberapa stadium. Dimulai dari stadium nol yang bersifat noninvasif hingga stadium IV yang sudah menyebar ke organ-organ tubuh yang lainnya.
1.      Stadium 0
Stadium 0 ini juga disebut carcinoma in situ. Sebab, pada stadium ini sel-sel kanker belum menyebar ke jaringan lain (noninvasif). Kanker masih kecil dan hanya terbatas pada permukaan serviks. Selain itu kanker hanya ditemukan di lapisan atas dari sel-sel pada jaringan yang melapisi serviks. Angka harapan hidup penderita stadium ini dalam lima tahun adalah 100%.
2.      Stadium tingkat I
Pada tingkat ini, pertumbuhan kanker hanya terbatas pada serviks. Namun, kanker telah menyerang serviks dibagian bawah lapisan atas dari sel-sel serviks dan ini ditemukan hanya di leher rahim (serviks). Angka harapan hidup penderita kanker stadium ini dalam lima tahun adalah 85%. Kanker pada stadium ini masih dibagi lagi dalam empat tingkat, yaitu :
a.      Stadium IA 1
Perkembangan kanker tahap ini mengalami peningkatan ukuran. Kedalamannya kurang dari 3 mm dan besarnya kurang dari 7 mm. Namun, dokter tidak dapat melihat sel kanker in i tanpa mikroskop.
b.      Stadium IA 2
Sama halnya dengan stadium IA 1, dokter tidak dapat melihat sel kanker tanpa mikroskop. Hanya saja, ukuran kanker pada stadium ini bertambah lebar. Kedalamannya antara 3-5 mm dan besarnya kurang dari 7 mm.
c.       Stadium IB 1
Pada stadium ini, dokter sudah mulai dapa melihat kanker dengan mata telanjang karena ukuran sel kanker kian membesar. Namun, ukurannya tidak lebih besar dari 4 cm.
d.      Stadium IB 2
Serupa dengan stadium IB 1, dokter juga dapat melihat sel kanker dengan mata telanjang. Ikuran sel kanker sudah lebih besar dari 4 cm.
3.      Stadium tingkat II
Lokasi kanker pada stadium ini meliputi serviks (leher rahim) dan uterus (rahim), namun belum menyebar ke dinding pelvis atau bagian bawah vagina dan tidak mencapai dinding panggul. Angka haparapan hidup penderita kanker stadium ini dalam lima tahun adalah 50-60%. Perkembangan kanker pada stadium ini dibedakan menjadi dua stadium, yaitu :
a.      Stadium IIA
Kanker meluas sampai ke atas vagina, tapi belum menyebar ke jaringan yang lebih dalam dari vagina. Kanker tidak melibatkan jaringan penyambung (parametrium) sekitar rahim, namun melibatkan 2/3 bagian atas vagina.
b.      Stadium IIB
Kanker telah menyebar ke jaringan sekitar vagina dan serviks, namun belum sampai ke dinding panggul. Kanker melibatkan parametrium namun tidak melibatkan dinding samping panggul.
4.      Stadium tinggkat III
Pada stadium ini, kanker telah menyebar dari serviks dan uterus ke bagian bawah vagina atau mungkin juga telah mnyebar ke dinding pelvis dan simpul-simpul getah bening yang berdekatan. Angka harapan hidup penderita kanker stadium ini dalam lima tahun adalah 30%. Tahap perkembangan kanker stadium ini dibagi dalam dua tingkatan, yaitu :
a.      Stadium IIIA
Kanker meluas sampai ke dinding samping panggul dan melibatkan sepertiga vagina bagian bawah.
b.      Stadium IIIB
Kanker meluas sampai dinding samping vagina yang menghambat proses berkemih, sehingga mnyebabkan timbunan air seni di ginak dan berakibat ganguan ginjal.
5.      Stadium tingkat IV
Kanker mungkin telah dirawat, namun telah kembali setelah suatu periode waktu yang selama waktu itu tidak dapat terdeteksi, kanker mungkin timbul kembali pada leher rahim atau pada bagian-bagian lain tubuh. Kanker menyebar sampai ke kandung kemih atau rectum, atau meluas melampaui panggul. Angka harapan hidup penderita kanker stadium ni dalam lima tahun adlah 5%. Perkembangan kanker ini terbagi dalam dua tahapan, yaitu:
a.      Stadium IVA
Kanker telah menyebar ke organ terdekat, seperti kandung kemih dan rectum.
b.      Stadium IVB
Kanker telah menyebar ke organ yang lebih jauh seperti paru-paru, hati dan tulang.

DETEKSI KANKER SERVIKS
            Infeksi HPV memang tidak mengakibatkan gejala yang kentara. Selain memperhatikan tanda-tanda kanker serviks di atas, ada baiknya Anda melakukan deteksi kanker serviks sejak dini. Ada sejumlah metode untuk mendeteksi atau mengetahui apakah Anda terkena kanker servik, antara lain:
  • IVA – Inspeksi Visual dengan Asam asetat. Merupakan deteksi dini yang dapat Anda lakukan di klinik. Caranya dengan mengoleskan larutan asam asetat 3%-5% ke leher rahim, kemudian mengamati apakah ada perubahan warna, misalnya muncul bercak putih. Jika ada, berarti kemungkinan terdapat infeksi pada serviks dan harus dilakukan pemeriksaaan lanjutan.
  • Pap Smear atau dikenal juga dengan sebutan Papanicolaou test, Pap test, cervical smear, smear test. Pemeriksaan pap smear memiliki berbagai kelebihan: biaya murah, waktu cepat dan hasil akurat. Tes ini dapat dilakukan kapan saja kecuali saat masa haid atau menstruasi; setidaknya satu tahun sekali. Pemeriksaan dilakukan di atas meja periksa kandungan oleh dokter/bidan yang sudah terlatih dengan menggunakan spekulum untuk membantu membuka alat kelamin wanita. Setelah vagina terbuka, bagian leher rahim diusap dengan spatula secara melingkar untuk mengambil contoh sel endoserviks. Kemudian hasil usapan tersebut diperiksa dengan mikroskop untuk mengetahui apakah ada sel abnormal, infeksi atau radang. Melakukan pap smear secara teratur dapat mengurangi risiko kematian akibat kanker serviks.
  • Thin prep merupakan metode berbasis cairan yang lebih akurat dari pap smear, karena pap smear hanya mengambil sebagian sel dari leher rahim, sedangkan thin prep memeriksa seluruh bagian serviks. Sampel yang diambil dari leher rahim dimasukkan ke dalam vial / botol yang berisi cairan, kemudian dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Di lab, sampel tersebut dijadikan slide dan diberi pewarna khusus agar lebih jelas. Membran khusus digunakan untuk membuat preparat dengan irisan tipis, yang akan memperlihatkan infeksi atau jaringan abnormal. Tingkat akurasi metode ini hampir mencapai 100%.
CARA MENCEGAH KAKNKER SERVIKS
            Mencegah lebih baik daripada mengobati. Oleh karena itu, sebelum Anda terkena kanker serviks, ikuti saran berikut untuk mencegah infeksi virus HPV:
  • Jaga kesehatan dan daya tahan tubuh dengan cara konsumsi makanan bergizi. Jalani pola hidup sehat dengan cara makan sayuran, buah dan sereal. Perbanyak makanan yang mengandung vitamin A, C dan E serta asam folat untuk mengurangi risiko kanker leher rahim.
  • Sebelum menggunakan toilet di tempat umum, selalu bersihkan bibir kloset dengan alkohol. Jangan membersihkan genital dengan air kotor.
  • Hindari hubungan seks di usia dini. Hindari berhubungan badan dengan banyak partner karena HPV menular melalui hubungan seksual. Hindari berhubungan sex selama masa haid/menstruasi.
  • Hindari merokok, karena penggunaan tembakau dapat menyebabkan kanker.
  • Rutin melakukan screening berupa pap smear atau IVA untuk deteksi kanker serviks secara dini.
  • Vaksinasi dapat dilakukan pada perempuan usia 10-55 tahun dengan jadwal suntikan sebanyak 3 kali, yaitu pada bulan 0, 1 dan 6. Vaksin HPV akan meningkatkan daya imun anak sehingga lebih resistan terhadap virus.
Sampai sekarang infeksi human papilloma virus belum dapat diobati, tetapi sistem pertahanan tubuh yang baik dapat menyembuhkan 90% di antaranya dalam waktu 2 tahun.  Sisanya tetap aktif, atau ada tetapi tidak aktif. Virus yang tidak aktif ini masih dapat menular ke orang lain, sewaktu-waktu aktif lagi (kalau daya tahan tubuh menurun), atau mengubah sel leher rahim menjadi sel pra kanker, yang bertahun-tahun kemudian dapat menjadi kanker.
Jika Anda sudah dideteksi menderita kanker serviks, jangan khawatir. Sekarang ini sudah ada sejumlah metode untuk mengobati kanker serviks. Pada stadium awal, pengobatan kanker serviks dilakukan dengan cara menyingkirkan bagian yang sudah terkena kanker. Misalnya dengan pembedahan listrik, laser atau cyrosurgery (membekukan dan membuang jaringan abnormal).
Untuk pengobatan kanker serviks stadium lanjut, dilakukan terapi kemoterapi dan radioterapi. Pada stadium akhir atau kasus yang parah maka terpaksa dilakukan histerektomi, yaitu bedah pengangkatan rahim (uterus) secara total agar sel-sel kanker yang sudah berkembang dalam kandungan tidak menyebar ke bagian lain dalam tubuh.

Sumber : Wijaya, Delia. 2010. Pembunuh Ganas itu Bernama Kanker Serviks. Yogyakarta : Sinar Kejora.
http://hanifatunnisaa.wordpress.com/2012/04/04/penyebabgejala-pencegahan-dan-pengobatan-kanker-leher-rahim/            

1 komentar: