Kanker serviks merupakan pembunuh
banyak wanita. Di dunia, setiap dua menit seorang wanita meninggal akibat
kanker serviks. Dan di Indonesia kanker serviks merupakan penyebab utama
kematian para wanita.
Apa itu Kanker ?
Kanker bermula dari sel. Sel-sel
yang normal akan tumbuh dan membelah membentuk sel-sel baru sebagaimana yang
diperlukan oleh tubuh. Ketika sel-sel normal telah usang atau rusak, sel-sel
tersebut akan mati dan diganti lagi oleh sel-sel yang baru.
Akan tetapi, terkadang proses
pergantian sel-sel ini menyimpang. Sel-sel baru terus terbentuk meskipun tubuh
tidak memerlukannya, dan sel-sel yang telah usang atau rusak tidak mati
sebagaimana mestinya. Pembentukkan sel-sel secara berlebih ini sering
mengakibatkan terjadinya penumpukkan sel baru yang membentuk sejumlah jaringan
yang dinamakan kutil atau tumor. Ada dua jenis tumor, yaitu tumor jinak dan
tumor ganas. Tumor jinak hanya tumbuh dan membesar, tidak terlalu berbahaya
serta tidak menyebar ke luar jaringan. Sementara, tumor ganas adalah sel-sel
yang tumbuh dengan cepat dan tidak tidak terkendali serta merusak jaringan
lainnya. Tumor ganas inilah kita kenal sebagai kanker.
Sel-sel kanker akan berkembang
dengan cepat, tidak terkendali, dan akan terus membelah diri, kemudian menyusup
ke jaringan sekitarnya dan terus menyebar ke bagian yang lebih jauh melalui
jaringan ikat, darah serta menyerang organ-organ penting dan saraf tulang
belakang.
Kanker dapat terjadi di berbagai
jaringan pada berbagai organ tubuh, mulai dari kaki hingga kepala. Apabila
kanker terjadi di bagian luar atau permukaan tubuh, maka akan mudah dideteksi
dan diobati. Namun, bila terjadi di dalam tubuh, kanker itu akan sulit
dideteksi dan kadang-kadang tidak memilki gejala. Kalaupun timbul gejala,
biasanya sudah pada stadium lanjut , sehingga sulit diobati.
Faktor apa saja yang dapat memicu
Kanker ?
Salah satu penyebab munculnya kanker
di dalam tubuh manusia adalah paparan karsinogen secara terus menerus.
Karsinogen adalah materi atau agen kimia, fisika, atau biologi yang dapat
menyebabkan ketidaknormalan sel dan menimbulkan kanker. Di dalam tubuh,
karsinogen akan merusak materi genetik sel, yaitu DNA, yang dapat meningkatkan
peluang terjadinya mutasi genetik.
Beberapa contoh karsinogen yang dapat
memicu kanker antara lain :
1.
Makanan
Bahan makanan dengan kandungan lemak
dan protein yang tinggi dapat memicu tumbuhnya kanker di dalam tubuh. Ketika
dimasak pada suhu tinggi, bahan makanan tersebut dapat membentuk senyawa
mutagen, pemicu mutasi seldi dalam tubuh. Bahan-bahan kimia yang ditambahkan ke
dalam makanan, seperti pengawet, pemutih, pewarna, pemanis, dan penyedap
sintesis berpotensi memicu tumbuhnya berbagai jenis kanker.
2.
Organisme
Patogen
Beberapa jenis kanker dapat
disebabkan oleh virus, bakteri, ataupun parasit tertentu. Sebagai contohnya Human papillpmavirus (HPV) merupakan
penyebab utama kanker serviks.
3.
Radiasi
Adanya paparan radiasi
elektromagnetik berenergi tinggi, seperti sinar-X dan ultraviolet secara terus
menerus berpotensi tinggi mengakibatkan kanker, terutama kanker kulit.
4.
Bahan-bahan
Kimia Lainnya.
Polutan penyebab pencemaran
lingkungan (pencemaran udara, air, maupun tanah) berpotensi terhadap pemicu
kanker. Berbagai bahan polutan industri seperti logam-logam berat, berpotensi menyebabkan
kanker pada berbagai organ tubuh.
Apa itu Kanker Serviks
?
Serviks
adalah bagian sempit yang ada disebelah bawah uterus (rahim). Kanker serviks
berawal di dalam sel pada permukaan serviks. Sering kali, kanker serviks dapat
menyerang lebih dalam lagi ke bagian dalam serviks dan jaringan disekitarnya.
Sel kanker dapat menyebar dengan cara membelah dari tumor asal (primer). Sel
kanker menyebar ke dalam darah atau pembuluh limpa yang menyabang keseluruh
jaringan tubuh. Sel kanker dapat menyerang jaringan-jaringan yang lain dan
tumbuh membentuk tumor baru yang bisa merusak jaringan-jaringan tersebut.
Penyebaran kanker ini dinamakan metastasis.
Penyebab Kanker Serviks
Peristiwa
kaker serviks diawali dari sel serviks normal yang terinfeksi oleh HPV (Human Papillomavirus). HPV merupakana
virus DNA menginfeksi sel-sel epitelial (kulit dan mukosa). Virus ini berasal
dari familia Papovaviridae dan genus Papillomavirus.
Infeksi
HPV umumnya terjadi setelah wanita melakukan hubungan seksual. Selam hidupnya hampir
separuh wanita dan laki-laki pernah terkena infeksi HPV (80% wanita terkena
infeksi sebelum umur 50 tahun). Sebagian infeksi HPV bersifat hilang muncul,
sehingga tidak terdeteksi dalam kurun waktu kurang lebih dua tahun pasca
infeksi. Hanya sebagian kecil saja dari infeksi tersebut yang menetap dalam
janka lama, sehingga menimbulkan kerusakan lapisan lendir menjadi prakanker.
Hingga
saat ini infeksi Human Papillomavirus (HPV)
merupakan penyebab 99,7 % kanker serviks diseluruh dunia. Sebenarnya sebagian
besar HPV akan menghilang sendirinya karena tubuh memilki sistem kekebalan
alami, tetapi ada sebagian HPV yang tidak menghilang dan justru menetap. HPV
yan menetap inilah yang menyebabkan perubahan sel normal serviks menjadi kanker
serviks. Perjalanan kanker serviks dari infeksi HPV, tahap prankanker, hingga
menjadi kanker serviks memakan waktu sekitar 10-20 tahun.
Selain
disebabkan oleh virus HPV, sel-sel abnormal pada serviks juga bisa tumbuh
akibat paparan radiasi atau pencemaran bahan kimia yang terjadi dalam jangka
waktu yang lama.
Apa saja Faktor Risiko
Kanker serviks ?
1.
Infeksi
HPV
Penelitian epidemologi memperlihatkan
bahwa infeksi HPV terdeteksi menggunakan penelitian molekuler pada 99,7 %
wanita dengan karsinoma sel skuamosa. Namun, disisi lain banyak wanita yang di
diagnosis terinfeksi HPV tetapi tidak pernah berkembang menjadi kanker serviks.
2.
Jumlah
psanagan seksual
Ada lebih dari 100 jenis HPV dan
beberapa diantaranya dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Dengan
demikian, kanker serviks juga berkaitan dengan jumlah partner seksual yang
dimilki oleh seorang wanita, maka semakin meningkat pula resiko terjadinya
kanker serviks pada wanita itu.
3.
Umur
Perempuan yang rawan mengidap kanker
serviks adalah mereka yang berusia 35-50 tahun dan masih aktif berhubungan
seksual (prevalensi 5-10%).
4.
Aktivitas
Seksual pertama kali
Prevalensi atau angka kejadian
tertinggi kanker serviks (sekitar 20%) terutama dijumpai pada perempuan yang
telah aktif secara seksual sebelum usia 16 tahun. Hubungan seksual pada usia
terlalu dini bisa meningkatkan risiko terserang kanker serviks dua kali lebih
besar dibandingkan perempuan yang melakukan hubungan seksual setelah usia 20
tahun.
5.
Frekuensi
Kehamilan
Sama seperti jumlah partner seksual,
jumlah kehamilan yang pernah dialami wanita juga meningkatkan risiko terjadinya
kanker serviks. Sehingga, wanita yang mempunyai banyak anak atau sering
melahirkan mempunyai resiko terserang kanker serviks lebih besar.
6.
Merokok
Meorok merupakan penyebab penting
terjadinya kanker serviks jenis karsinoma sel skuamosa. Faktor risiko meningkat
dua kali dibandingkan orang yang tidak merokok dengan risiko tertinggi terdapat
pada orang yang merokok dalam jangka waktu lama serta intensitas yang tinggi
(jumlah banyak).
7.
Penggunaan
Pil kontrasepsi
Penggunaan kontrasepsi pil (kombinasi
estrogen dan progesteron) dalam jangka waktu lama, yakni 5 tahun atau lebih
dapat meningkatkan risiko kanker serviks dua kali lipat lebih besar.
8.
Kekebalan
Tubuh
Sesorang yang terinfeksi HIV dan
dinyatakan memiliki hasil uji Pap Smear abnormal, serta penderita gizi buruk
juga berisiko terinfeksi HPV. Pada orang yang melakukan diet ketat, rendahnya
konsumsi vitamin A, C, dan E setiap hari dapat menyebabkan berkurangnya tingkat
kekebalan pada tubuh, sehingga orang tersebut mudah terinfeksi oleh berbagai
virus, termasuk HPV. Penurunan kekebalan tubuh dapat mengakselerasi
(mempercepat) pertumbuhan sel kanker dari noninvasif menjadi invansif.
9.
Ras
Ras sedikit bayak juga berpengaruh
terhadap risiko terjadinya kanker serviks. Pada ras Afrika-Amerika kejadina
kanker serviks meningkat sebanyak dua kali dari ras Amerika-Hispanik.
Sementara, untuk ras Asia-Amerika
memilki angka kejadian kanker serviks yang sama dengan warga Amerika. Hal ini
berkaitan dengan faktor sosio-ekonomi.
Cara penularan kanker
serviks
Penularan
Human Papillomavirus (HPV) dapat
terjadi meelalui hubungna seksual, terutama yang dilakukan dengan
berganti-ganti pasangan. Infeksi HPV juga bisa terjadi saat hubungan seksual
pertama, biasanya pada masa remaja dan dewasa. Penularan virus ini bisa
terjadi, baik dengan cara transmisi melalui organ genital ke organ genital,
oral ke genital, maupun secara manual ke genital.
Gejala-gejala Kanker
Serviks
Gejala
fisik serangan penyakit ini pada umumnya hanya dirasakan oleh penderita kanker
serviks stadium lanjut. Gejala-gejala tersebut antara lain :
1.
Munculnya
rasa sakit dan pendarahan saat berhubungan seksual (contact bleeding).
2.
Pendarahan
vagina yang tidak normal, seperti pendarahan di luar siklus menstruasi yang regular,
periode menstruasi yang lebih lama dan lebih banyak dari biasanya, dan
pendarahan setelah menopause.
3.
Keputihan
yang berlebihan dan tidak normal.
4.
Penurunan
berat badan secara drastis.
5.
Pada
stadium lanjut kurang nafsu makan, sakit punggung atau tidak bisa berdiri
tegak, sakit di otot bagian paha, salah satu paha bengkak, berat badan
naik-turun, tidak dapat buang air kecil, bocornya urin / air seni dari vagina,
pendarahan spontan setelah masa menopause, tulang yang rapuh dan nyeri panggul.
Stadium Perkembangan Kanker Serviks
Berdasarkan tingkat keganasannya,
perkembangan kanker serviks terbagi dalam beberapa stadium. Dimulai dari
stadium nol yang bersifat noninvasif hingga stadium IV yang sudah menyebar ke
organ-organ tubuh yang lainnya.
1.
Stadium
0
Stadium 0 ini juga disebut carcinoma in situ. Sebab, pada stadium
ini sel-sel kanker belum menyebar ke jaringan lain (noninvasif). Kanker masih
kecil dan hanya terbatas pada permukaan serviks. Selain itu kanker hanya
ditemukan di lapisan atas dari sel-sel pada jaringan yang melapisi serviks.
Angka harapan hidup penderita stadium ini dalam lima tahun adalah 100%.
2.
Stadium
tingkat I
Pada tingkat ini, pertumbuhan kanker
hanya terbatas pada serviks. Namun, kanker telah menyerang serviks dibagian
bawah lapisan atas dari sel-sel serviks dan ini ditemukan hanya di leher rahim
(serviks). Angka harapan hidup penderita kanker stadium ini dalam lima tahun
adalah 85%. Kanker pada stadium ini masih dibagi lagi dalam empat tingkat,
yaitu :
a. Stadium IA 1
Perkembangan kanker tahap ini mengalami peningkatan ukuran. Kedalamannya
kurang dari 3 mm dan besarnya kurang dari 7 mm. Namun, dokter tidak dapat
melihat sel kanker in i tanpa mikroskop.
b. Stadium IA 2
Sama halnya dengan stadium IA 1, dokter tidak dapat melihat sel kanker
tanpa mikroskop. Hanya saja, ukuran kanker pada stadium ini bertambah lebar.
Kedalamannya antara 3-5 mm dan besarnya kurang dari 7 mm.
c. Stadium IB 1
Pada stadium ini, dokter sudah mulai dapa melihat kanker dengan mata
telanjang karena ukuran sel kanker kian membesar. Namun, ukurannya tidak lebih
besar dari 4 cm.
d. Stadium IB 2
Serupa dengan stadium IB 1, dokter juga dapat melihat sel kanker dengan
mata telanjang. Ikuran sel kanker sudah lebih besar dari 4 cm.
3.
Stadium
tingkat II
Lokasi kanker pada stadium ini meliputi
serviks (leher rahim) dan uterus (rahim), namun belum menyebar ke dinding
pelvis atau bagian bawah vagina dan tidak mencapai dinding panggul. Angka
haparapan hidup penderita kanker stadium ini dalam lima tahun adalah 50-60%.
Perkembangan kanker pada stadium ini dibedakan menjadi dua stadium, yaitu :
a. Stadium IIA
Kanker meluas sampai ke atas vagina, tapi belum menyebar ke jaringan yang
lebih dalam dari vagina. Kanker tidak melibatkan jaringan penyambung
(parametrium) sekitar rahim, namun melibatkan 2/3 bagian atas vagina.
b. Stadium IIB
Kanker telah menyebar ke jaringan sekitar vagina dan serviks, namun belum
sampai ke dinding panggul. Kanker melibatkan parametrium namun tidak melibatkan
dinding samping panggul.
4.
Stadium
tinggkat III
Pada stadium ini, kanker telah
menyebar dari serviks dan uterus ke bagian bawah vagina atau mungkin juga telah
mnyebar ke dinding pelvis dan simpul-simpul getah bening yang berdekatan. Angka
harapan hidup penderita kanker stadium ini dalam lima tahun adalah 30%. Tahap
perkembangan kanker stadium ini dibagi dalam dua tingkatan, yaitu :
a. Stadium IIIA
Kanker meluas sampai ke dinding samping panggul dan melibatkan sepertiga
vagina bagian bawah.
b. Stadium IIIB
Kanker meluas sampai dinding samping vagina yang menghambat proses
berkemih, sehingga mnyebabkan timbunan air seni di ginak dan berakibat ganguan
ginjal.
5.
Stadium
tingkat IV
Kanker mungkin telah dirawat, namun
telah kembali setelah suatu periode waktu yang selama waktu itu tidak dapat
terdeteksi, kanker mungkin timbul kembali pada leher rahim atau pada
bagian-bagian lain tubuh. Kanker menyebar sampai ke kandung kemih atau rectum,
atau meluas melampaui panggul. Angka harapan hidup penderita kanker stadium ni
dalam lima tahun adlah 5%. Perkembangan kanker ini terbagi dalam dua tahapan,
yaitu:
a. Stadium IVA
Kanker telah menyebar ke organ terdekat, seperti kandung kemih dan
rectum.
b. Stadium IVB
Kanker telah menyebar ke organ yang lebih jauh seperti paru-paru, hati
dan tulang.
DETEKSI KANKER SERVIKS
Infeksi HPV memang tidak
mengakibatkan gejala yang kentara. Selain memperhatikan tanda-tanda kanker
serviks di atas, ada baiknya Anda melakukan deteksi kanker serviks sejak
dini. Ada sejumlah metode untuk mendeteksi atau mengetahui apakah Anda terkena
kanker servik, antara lain:
- IVA – Inspeksi Visual dengan Asam asetat. Merupakan deteksi dini yang dapat Anda lakukan di klinik. Caranya dengan mengoleskan larutan asam asetat 3%-5% ke leher rahim, kemudian mengamati apakah ada perubahan warna, misalnya muncul bercak putih. Jika ada, berarti kemungkinan terdapat infeksi pada serviks dan harus dilakukan pemeriksaaan lanjutan.
- Pap Smear atau dikenal juga dengan sebutan Papanicolaou test, Pap test, cervical smear, smear test. Pemeriksaan pap smear memiliki berbagai kelebihan: biaya murah, waktu cepat dan hasil akurat. Tes ini dapat dilakukan kapan saja kecuali saat masa haid atau menstruasi; setidaknya satu tahun sekali. Pemeriksaan dilakukan di atas meja periksa kandungan oleh dokter/bidan yang sudah terlatih dengan menggunakan spekulum untuk membantu membuka alat kelamin wanita. Setelah vagina terbuka, bagian leher rahim diusap dengan spatula secara melingkar untuk mengambil contoh sel endoserviks. Kemudian hasil usapan tersebut diperiksa dengan mikroskop untuk mengetahui apakah ada sel abnormal, infeksi atau radang. Melakukan pap smear secara teratur dapat mengurangi risiko kematian akibat kanker serviks.
- Thin prep merupakan metode berbasis cairan yang lebih akurat dari pap smear, karena pap smear hanya mengambil sebagian sel dari leher rahim, sedangkan thin prep memeriksa seluruh bagian serviks. Sampel yang diambil dari leher rahim dimasukkan ke dalam vial / botol yang berisi cairan, kemudian dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Di lab, sampel tersebut dijadikan slide dan diberi pewarna khusus agar lebih jelas. Membran khusus digunakan untuk membuat preparat dengan irisan tipis, yang akan memperlihatkan infeksi atau jaringan abnormal. Tingkat akurasi metode ini hampir mencapai 100%.
CARA MENCEGAH KAKNKER
SERVIKS
Mencegah lebih baik
daripada mengobati. Oleh karena itu, sebelum Anda terkena kanker serviks, ikuti
saran berikut untuk mencegah infeksi virus HPV:
- Jaga kesehatan dan daya tahan tubuh dengan cara konsumsi makanan bergizi. Jalani pola hidup sehat dengan cara makan sayuran, buah dan sereal. Perbanyak makanan yang mengandung vitamin A, C dan E serta asam folat untuk mengurangi risiko kanker leher rahim.
- Sebelum menggunakan toilet di tempat umum, selalu bersihkan bibir kloset dengan alkohol. Jangan membersihkan genital dengan air kotor.
- Hindari hubungan seks di usia dini. Hindari berhubungan badan dengan banyak partner karena HPV menular melalui hubungan seksual. Hindari berhubungan sex selama masa haid/menstruasi.
- Hindari merokok, karena penggunaan tembakau dapat menyebabkan kanker.
- Rutin melakukan screening berupa pap smear atau IVA untuk deteksi kanker serviks secara dini.
- Vaksinasi dapat dilakukan pada perempuan usia 10-55 tahun dengan jadwal suntikan sebanyak 3 kali, yaitu pada bulan 0, 1 dan 6. Vaksin HPV akan meningkatkan daya imun anak sehingga lebih resistan terhadap virus.
Sampai sekarang infeksi human papilloma virus belum dapat diobati, tetapi sistem
pertahanan tubuh yang baik dapat menyembuhkan 90% di antaranya dalam waktu
2 tahun. Sisanya tetap aktif, atau ada tetapi tidak aktif. Virus yang
tidak aktif ini masih dapat menular ke orang lain, sewaktu-waktu aktif lagi
(kalau daya tahan tubuh menurun), atau mengubah sel leher rahim menjadi sel pra
kanker, yang bertahun-tahun kemudian dapat menjadi kanker.
Jika Anda sudah dideteksi menderita kanker serviks, jangan khawatir.
Sekarang ini sudah ada sejumlah metode untuk mengobati kanker serviks. Pada
stadium awal, pengobatan kanker serviks dilakukan dengan cara menyingkirkan
bagian yang sudah terkena kanker. Misalnya dengan pembedahan listrik, laser
atau cyrosurgery (membekukan dan membuang jaringan abnormal).
Untuk pengobatan kanker serviks stadium lanjut, dilakukan terapi kemoterapi
dan radioterapi. Pada stadium akhir atau kasus yang parah maka terpaksa
dilakukan histerektomi, yaitu bedah pengangkatan rahim (uterus) secara total
agar sel-sel kanker yang sudah berkembang dalam kandungan tidak menyebar ke
bagian lain dalam tubuh.
Sumber : Wijaya, Delia. 2010. Pembunuh Ganas itu Bernama Kanker Serviks. Yogyakarta
: Sinar Kejora.
http://hanifatunnisaa.wordpress.com/2012/04/04/penyebabgejala-pencegahan-dan-pengobatan-kanker-leher-rahim/
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus